Jaga Ketahanan Air Baku Disektor Pertanian, BBWSC3 Lakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung

    Jaga Ketahanan Air Baku Disektor Pertanian, BBWSC3 Lakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung

    Serang - Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian, mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan bagi penduduk, pakan dan energi, serta tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di pedesaan.

    Sektor pertanian mempunyai sumbangan signifikan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan petani, sehingga pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai motor penggerak dan penyangga perekonomian nasional.

    Menyikapi hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) melaksanakan salah satu program khusus peningkatan produksi padi yaitu kegiatan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung (Paket I&II) di Kabupaten Serang.

    Rehabilitasi ini merupakan salah satu upaya Kementerian PUPR dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Apalagi Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang menjadi motor utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Banten.

    Dengan produktivitas padi sebanyak 5, 53 ton per hektar pada tahun lalu, Kabupaten Serang memberikan kontribusi paling besar atas capaian Provinsi Banten sebagai provinsi yang mampu menembus sembilan besar produsen beras nasional pada tahun 2020.

    “Jadi ini juga salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produksi pertanian, " ujar PPK Irigasi dan Rawa II BBWSC3, Bagus Dwi Pratama, Kamis (30/12/2021).

    Bagus menerangkan, meski selama ini produktivitas pertanian di area D.I Ciujung sudah cukup baik, namun pihaknya terus berusaha untuk meningkatkan dan memperkuat sektor tersebut agar ketahanan pangan nasional cepat tercapai ditengah pandemi Covid-19.

    Apalagi kondisi saat ini disepanjang Jaringan Irigasi D.I Ciujung masih didapati sedimentasi yang cukup tinggi, sehingga pendistribusian air untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan masyarakat lainnya belum dapat dilakukan dengan maksimal.

    Disisi lain, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Sebab, tak berfungsinya atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi, selain itu penguatan dinding penahan saluran pada titik-titik tertentu serta mengembalikan fungsi dari bangunan-bangunan Irigasi yang selama ini telah mengalami penurunan termasuk bangunan pintu-pintu air menjadi hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan.

    “Selama ini para petani memanfaatkan Jaringan Irigasi D.I Ciujung untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, namun dengan kondisi jaringan irigasi yang belum di rehabilitasi, kebutuhan akan air untuk kebutuhan pertanian belum dapat mencukupi. Sehingga dengan adanya kegiatan rehabilitasi ini memberikan harapan besar terpenuhinya kebutuhan air, baik untuk pertanian maupun untuk kebutuhan rumah tangga sampai dengan areal pertanian terjauh dihilir sesuai dengan rencana, " terang Bagus.

    Sementara itu, Kepala SNVT PJPA C3, Daniel, S.T, M.T, menambahkan, dengan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung ini maka masyarakat petani akan terbantu dengan pemenuhan kebutuhan Irigasi seluas 5.605 hektar, sehingga meningkatkan produktivitas lahan padi dan meningkatkan intensitas tanam dalam setahun yang sebelumnya hanya sebesar 175 persen menjadi 178 persen.

    “Tujuannya untuk menjaga ketahanan air baku, khususnya disektor pertanian. Jadi untuk memastikan bahwa petani dapat menerima air sampai sawah tertinggi dan terjauh di D.I Ciujung, " ungkapnya.

    Daniel berharap, setelah pembangunan ini rampung, masyarakat bisa semakin menikmati manfaatnya. Akan tetapi dia berpesan agar masyarakat untuk ikut menjaga hasil pembangunan. Salah satunya dengan tidak mendirikan bangunan di sempadan irigasi.

    “Setelah ini kami harapkan program pemerintah berkenaan dengan penanggulangan saluran irigasi dapat berjalan secara bertahap, dan kami akan memprioritaskan pada lokasi-lokasi yang memang berdampak langsung, khususnya pada daerah daerah yang dikategorikan kritis. Itu bisa langsung kita upayakan untuk rehabilitasi jaringan maupun pembangunan baru yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas, terutama para petani diwilayah sekitar, " tandas Daniel.

    Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung ini tersebar pada Saluran Induk dan Saluran Sekunder Pamarayan Timur dan Utara dengan melintasi beberapa kecamatan yang meliputi Kec. Kibin, Kec. Bandung, Kec. Kragilan, Kec. Pontang, Kec. Tirtayasa, Kec. Carenang, Kec. Pamarayan, Kec. Lebak Wangi dan Kec. Tanara.

    Pekerjaannya mencakup pemasangan lining, capingan, balok, pasangan batu, galian sedimentasi, perbaikan pintu air, Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) dan Jalan Inspeksi.

    “Mulanya kontrak kami sampai Desember 2020. Tapi karena adanya pandemi, jadi kami recofusing dananya pada akhir 2020, 65 persen kami alihkan untuk pemulihan ekonomi nasional dampak dari pandemi dan sisanya kami selesaikan di 2021, ” ujar Penyedia Jasa Konstruksi.

    Dia memastikan, secara umum tidak ditemui kendala yang signifikan dalam proses pekerjaan tersebut. Hanya pelaksanaan pekerjaan harus menyesuaikan dengan jadwal buka tutup air dari Bendung Pamarayan, dikarenakan pekerja baru bisa melakukan pemasangan material pondasi bagian bawah permukaan air saat pintu air bendung ditutup atau pada saat saluran irigasi kering.

    "Jadi kami kerja berdasarkan jadwal yang sudah disepekati dalam 1 bulan 15 hari kalender, pintu air di bendung ditutup. Setelah itu kami mulai kerja untuk memasang berbagai material yang ada di bawah permukaan air. Jadi 15 hari pintu dibuka lagi untuk keperluan masyarakat. Jadi ketika pintu air itu di buka, kami kerjakan pekerjaan yang di atas air, jelas Dery seraya menyebut titik nol rehabilitasi dimulai dari Desa Malabar hingga Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin, " jelasnya.

    Selain penyesuaian waktu kerja, beberapa kendala juga dialami yaitu banyaknya tenaga kerja lapangan dan kantor yang terpapar Covid-19, lokasi pekerjaan yang sempit, berada pada lalu-lintas padat serta kearifan lokal atau kebiasaan masyarakat setempat yang menggunakan air saluran irigasi sebagai aktivitas utama MCK sehari-hari, sehingga saluran selalu tergenang air untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, untuk keperluan rumah tangga, hal tersebut mengakibatkan target harian pekerjaan kurang maksimal tercapai.

    Edi salah seorang warga sekitar mengaku bisa merasakan dampak lebih besar pasca-rehabilitasi irigasi tersebut. Karena selama ini dia kerap memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan mandi dan cuci. Namun setelah direhabilitasi, efeknya debit air semakin kencang.

    “Kalau selama ini debit airnya sangat kurang. Apalagi sedimentasinya cukup tinggi sehingga malah sering banjir. Saya memanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci. Kalau petani untuk pengairan sawah, dan petani sudah banyak merasakan manfaatnya, " kata Edi dengan senyum.

    Bukan hanya itu, ayah tiga anak ini juga menyebut Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung juga memberi pengaruh lain, yakni kawasan irigasi yang lebih asri.

    “Manfaat yang dirasakan pertama adalah pemandangannya lebih enak, tidak kumuh. Jadi lebih enak dipandang mata, " tutup warga Kampung Nagara, Desa Nagara, Kecamatan Kibin itu.

    Ayu Amalia

    Ayu Amalia

    Artikel Sebelumnya

    Silaturahmi Pesantren Al Fallah, Dandim...

    Artikel Berikutnya

    Kontak Tembak Satgas Gakkum TNI-Polri, Dua...

    Berita terkait