Muskercab Pertama PCNU Bukittinggi
Sabtu, 5-2-2022,
BUKITTINGGI-PCNU Bukittinggi melaksanakan Musyawarah kerja cabang pertama dengan tema Rekonstruksi Nahdlatul Ulama di Bukittinggi dalam menyongsong satu abad NU, bertempat di aula kantor MUI Kota Bukittinggi yang dibuka oleh Rais Syuriah PCNU, Buya Zainul Akbar. Sabtu, (5/2/2022).
Kegiatan ini adalah rangkaian dari acara pelantikan yang diadakan tiga hari sebelumnya.
Kegitan ini bertujuan untuk menetapkan sasaran dan langkah perjuangan NU Bukittinggi selama masa khidmat 5 tahun mendatang.
"Bukittinggi ini dihuni oleh masyarakat yang beragam, semua agama ada disini, makanya NU harus hadir di tengah masyarakat untuk menjadi perekat perbedaan itu, " kata Buya Zainul Akbar.
Buya Zainul Akbar juga berpesan bahwa semua pengurus PCNU harus bekerja sama untuk menjalanksn semua program-program kerja yang telah diputuskan.
Sidang dibagi menjadi sidang pleno dan komisi yang dipimpin oleh SC, Buya Sidi Novi Zulfikar dan Buya Zuwardi, MA.
Sidang komisi dibagi tiga, komisi A dengan pimpinan sidang Buya Sidi Zulfikar dengan juru tulis Muhammad Yunus membahas bidang program kerja, yang mana diantara pembahasannya yaitu penataan dan pemberdayaan organisasi, pengembangan kritis keagamaan, pemberdayaan Sumberdaya Sosial Ekonomi, Pemberdayaan Hukum dan Keadilan, Pemberdayaan sosial politik, Pendidikan, Jaringan Kerja, Pelayanan kesejahteraan Sosial, Seni Budaya, dan Teknologi Informasi.
Komisi B dengan pimpinan sidang Buya Edi Mulyono dengan juru tulis Hardiansyah Fadli membahas rekomendasi PCNU kepada pemerintah Kota Bukittinggi.
Permasalahan yang dibahas yaitu lingkungan hidup dan pengelolaan sampah, banjir yang sering terjadi dan permasalahan pemasangan kanopi di jalan Minangkabau di pasar atas.
Komisi C bidang Bahsul Masa'il dengan pimpinan sidang Buya Yefri Joni dengan juru tulis Indra Irawan yang berfokus pada masalah hukum rentenir, strategi dakwah Islam Nusantara, Moderasi beragama Mazhab Minangkabau, strategi dakwah Ahlusunnah Waljamah serta Strategi membasmi wahabi yang suka mengkafir-kafirkan orang di Bukittinggi. (rel)