BANTEN - Upaya mendorong peningkatan produktivitas pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) melaksanakan kegiatan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung (Paket I dan II) di Kabupaten Serang.
Rehabilitasi ini merupakan salah satu upaya Kementerian PUPR dalam mendukung pelaksanaan program strategis nasional di bidang ketahanan pangan. Mengingat Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang menjadi motor utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Banten.
Seperti disampaikan Kepala SNVT PJPA BBWSC3, Daniel, S.T, M.T, bahwa pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian. Selain memiliki peranan fungsi penyediaan pangan bagi penduduk, pakan dan energi juga tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di pedesaan.
"Sektor pertanian mempunyai sumbangan signifikan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan petani, sehingga pembangunan pertanian dapat dikatakan sebagai motor penggerak dan penyangga perekonomian nasional, " ujar Daniel.
Disisi lain, dengan produktivitas padi sebanyak 5, 53 ton per hektar pada tahun lalu, Kabupaten Serang memberikan kontribusi paling besar atas capaian Provinsi Banten sebagai provinsi yang mampu menembus sembilan besar produsen beras nasional pada tahun 2020.
Baca juga:
Gelar Rakor PDPB Triwulan IV KPU Parepare
|
“Jadi ini juga salah satu upaya meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produksi pertanian, " tuturnya.
Pekerjaan Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Ciujung tersebar pada Saluran Induk dan Saluran Sekunder Pamarayan Timur dan Utara dengan melintasi beberapa kecamatan yang meliputi Kec. Kibin, Kec. Bandung, Kec. Kragilan, Kec. Pontang, Kec. Tirtayasa, Kec. Carenang, Kec. Pamarayan, Kec. Lebak Wangi dan Kec. Tanara.
Secara kondisi, disepanjang Jaringan Irigasi D.I Ciujung saat ini masih didapati sedimentasi yang cukup tinggi, sehingga pendistribusian air untuk kebutuhan pertanian dan kebutuhan masyarakat lainnya belum dapat dilakukan dengan maksimal. Untuk itu, pekerjaan rehabilitasi tersebut dilakukan.
Didalam pengelolaan air irigasi, haruslah dilakukan dari hulu sampai ke hilir. Tak berfungsi atau rusaknya salah satu bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem irigasi. Penguatan dinding penahan saluran pada titik-titik tertentu serta mengembalikan fungsi dari bangunan-bangunan Irigasi yang selama ini telah mengalami penurunan termasuk bangunan pintu-pintu air menjadi hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan.
Untuk itu, meski produktivitas pertanian di area D.I Ciujung selama ini sudah cukup baik, namun pihaknya terus berupaya memperkuat sektor tersebut agar ketahanan pangan nasional cepat tercapai ditengah pandemi Covid-19.
“Selama ini para petani memanfaatkan Jaringan Irigasi D.I Ciujung untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, namun dengan kondisi jaringan irigasi yang belum di rehabilitasi, kebutuhan akan air untuk kebutuhan pertanian belum dapat mencukupi. Sehingga dengan adanya kegiatan rehabilitasi ini memberikan harapan besar terpenuhinya kebutuhan air, baik untuk pertanian maupun untuk kebutuhan rumah tangga sampai dengan areal pertanian terjauh dihilir sesuai dengan rencana, " terang Daniel (Rabu, 29/12/2021).
Sementara itu, ditambahkan PPK Irigasi dan Rawa II SNVT PJPA BBWSC3, Bagus Dwi Pradana, melalui pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung ini, pemenuhan kebutuhan Irigasi pertanian seluas 5.605 hektar, masyarakat petani akan terbantu. Sehingga peningkatan produktivitas lahan padi dan intensitas tanam dalam setahun yang sebelumnya hanya sebesar 175 persen menjadi 178 persen.
“Tujuannya untuk menjaga ketahanan air baku, khususnya disektor pertanian. Jadi untuk memastikan bahwa petani dapat menerima air sampai sawah tertinggi dan terjauh di D.I Ciujung, " tambah PPK IR II, Bagus Dwi Pradana.
Bagus berharap, dengan rampung nya pembangunan ini semakin memberikan manfaat. Akan tetapi dia berpesan agar masyarakat untuk ikut menjaga hasil pembangunan. Salah satunya dengan tidak mendirikan bangunan di sempadan irigasi.
“Setelah ini kami harapkan program pemerintah berkenaan dengan penanggulangan saluran irigasi dapat berjalan secara bertahap, dan kami akan memprioritaskan pada lokasi-lokasi yang memang berdampak langsung, khususnya pada daerah daerah yang dikategorikan kritis. Itu bisa langsung kita upayakan untuk rehabilitasi jaringan maupun pembangunan baru yang manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas, terutama para petani di wilayah sekitar, " tandas Bagus.
Terpisah, disampaikan Rama Daud, Site Manager PT. Permata Maju Jaya selaku penyedia jasa konstruksi pada kegiatan tersebut pekerjaannya mencakup pemasangan lining, capingan, balok, pasangan batu, galian sedimentasi, perbaikan pintu air, Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) dan Jalan Inspeksi.
“Mulanya kontrak kami sampai Desember 2020. Tapi karena adanya pandemi, jadi kami recofusing dananya pada akhir 2020, 65 persen kami alihkan untuk pemulihan ekonomi nasional dampak dari pandemi dan sisanya kami selesaikan di 2021, ” ujarnya.
Dia memastikan, secara umum tidak ditemui kendala yang signifikan dalam proses pekerjaan tersebut. Hanya pelaksanaan pekerjaan harus menyesuaikan dengan jadwal buka tutup air dari Bendung Pamarayan, dikarenakan pekerja baru bisa melakukan pemasangan material pondasi bagian bawah permukaan air saat pintu air bendung ditutup atau pada saat saluran irigasi kering.
"Jadi kami kerja berdasarkan jadwal yang sudah disepakati dalam 1 bulan 15 hari kalender, pintu air di bendung ditutup. Setelah itu kami mulai kerja untuk memasang berbagai material yang ada di bawah permukaan air. Jadi 15 hari pintu dibuka lagi untuk keperluan masyarakat. Jadi ketika pintu air itu di buka, kami kerjakan pekerjaan yang di atas air, jelas Dery seraya menyebut titik nol rehabilitasi dimulai dari Desa Malabar hingga Desa Cijeruk, Kecamatan Kibin, " jelasnya.
Selain penyesuaian waktu kerja, beberapa kendala lain pun dialaminya, seperti banyaknya tenaga kerja lapangan dan administrasi kantor yang terpapar Covid-19 serta kondisi sosial masyarakat.
"Sempitnya kondisi lokasi pekerjaan yang berada pada lalulintas padat, kebiasaan penggunaan air di saluran irigasi oleh masyarakat sebagai aktivitas utama MCK sehari-hari, karena harus selalu tergenang. Salah satunya mengakibatkan target harian pekerjaan kurang maksimal, " pungkasnya.
Hal lainnya, seperti diungkapkan Edi, salah seorang warga sekitar lokasi pekerjaan itu mengaku bisa merasakan dampak lebih besar pasca rehabilitasi jaringan irigasi. Terlihat bahwa semakin kencangnya debit air pada saluran tersebut.
“Kalau selama ini debit airnya sangat kurang. Apalagi sedimentasinya cukup tinggi sehingga malah sering banjir. Saya memanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci. Kalau petani untuk pengairan sawah, dan petani sudah banyak merasakan manfaatnya, " ujar Edi yang selama ini masih kerap memanfaatkan aliran sungai untuk kebutuhan mandi dan cuci.
Bukan hanya itu, ayah tiga anak ini juga menyebut Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Ciujung juga memberi pengaruh lain, yakni kawasan irigasi yang lebih asri.
“Manfaat yang dirasakan pertama adalah pemandangannya lebih enak, tidak kumuh. Jadi lebih enak dipandang mata, " tutup warga Kampung Nagara, Desa Nagara, Kecamatan Kibin itu.
Bukan hanya itu, pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi D.I Ciujung pun mendapat apresiasi dari salah seorang penggiat dan tokoh penggerak pertanian di Banten Utara, Muhammad Uluq. Menurutnya, ketersediaan air yang melimpah diyakininya akan membuat produktivitas tanaman semakin meningkat.
Ia juga berharap program irigasi dari pemerintah tersebut bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan. Mengingat manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, utamanya bagi para petani.
"Tentu harapannya program ini dilanjutkan, bahkan kalau bisa ada pembaruan jaringan rehabilitasinya dan ada proyek perbaikan lebih banyak lagi, " imbuhnya. (**)
Writer & Editor : Sena N Adhi