SURABAYA – Gedung A Fakultas Vokasi UNAIR pada Minggu (25/9/22) disemarakkan dengan hadirnya siswa-siswi SMK dengan almamater masing-masing. Mereka adalah finalis dari kompetisi Medical Laboratory Technologist Olympiad (METHANOL) 2022. Acara itu digelar oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Lab Medis (HIMA TLM) Universitas Airlangga.
Alia Sundari Ssi MSi sebagai pembina HIMA TLM, salam sambutannya menyebutkan bahwa seluruh finalis yang hadir dalam acara tersebut adalah pemenang. “Kalian berada di sini sudah menjadi pemenang. Sudah menyisihkan lawan di babak awal, ” tuturnya.
Kendati demikian, tidak bisa dimungkiri bahwa kompetisi ada untuk mencari yang terbaik. Dalam kompetisi, lanjut Alia, kemenangan dan kekalahan merupakan hal biasa. Yang terpenting adalah bagaimana peserta berjuang dengan cara-cara yang sehat serta pengalaman yang didapatkan.
“Menang dan kalah itu biasa, tapi yang penting adalah pengalaman dalam hal perlombaan, tidak hanya skala lokal saja tapi bahkan sudah berjuang di skala nasional.”
Baca juga:
Bupati Blora Lantik 236 Pejabat Fungsional
|
Untuk sampai di babak final, peserta METHANOL melalui perjuangan yang cukup panjang. Untuk lomba KTI, tahapan yang harus dilalui terdiri dari pengumpulan abstrak, pengumpulan full paper, dan presentasi secara luring. Di sisi lain, bidang olimpiade mengharuskan peserta untuk melewati babak penyisihan dan semifinal.
“Selamat berjuang, selamat berkompetisi, semoga yang didapatkan adalah hasil yang terbaik bagi masing-masing, ” ujar Alia.
Finalis Terjauh dari Sulawesi
Perlombaan yang sudah berjalan sejak tanggal 28 Agustus diikuti oleh 59 siswa-siswi SMA dan SMK. Kebanyakan dari mereka datang dari daerah-daerah di Jawa Timur. Akan tetapi, terdapat pula peserta dari Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara, yang menjadi peserta terjauh.
Alia mengatakan bahwa perjuangan mereka yang terbang jauh ke Surabaya harus diapresiasi. Hal ini juga membuktikan bahwa perlombaan yang dihelat HIMA TLM itu merupakan perlombaan tingkat nasional.
“Bangga sekali kalau ada peserta yang dari luar Jawa. Berarti kan kompetisi ini sifatnya nasional. Kami tidak serta merta lingkup Jawa dan sekitarnya. Kami membuka peluang sangat luas agar yang di luar Jawa bisa ikut berkompetisi.”
Penulis: Ghulam Phasa Pambayung
Editor: Khefti Al Mawalia