Siswa Tinggal Di Bukit Gunung, Kepsek SMPN 2 Balocci Hairuddin Ishak: Mereka Itu Miniatur Perjuangan Anak-Anak Indonesia yang Sehari-Hari Terkendala Akses ke sekolah

    Siswa Tinggal Di Bukit Gunung, Kepsek SMPN 2 Balocci Hairuddin Ishak: Mereka Itu Miniatur Perjuangan Anak-Anak Indonesia yang Sehari-Hari Terkendala Akses ke sekolah
    Kepala SMP 2 Balocci Kabupaten Pangkep Hairuddin Ishak SPD M.Pd.

    PANGKEP - Kepala SMPN 2 Balocci Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep Hairuddin Ishak S, PD.M.Pd saat diajak konsultasi Senin (2/1/2023) soal adanya beberapa siswanya yang tinggal dilereng gunung dan terkadang telak tiba di sekolah.

    "Mereka adalah miniatur perjuangan anak-anak Indonesia yang sehari-hari terkendala akses ke sekolah dikarenakan letaknya yang jauh dari tempat tinggal mereka dan semangat belajar yang tinggi itu tentu perlu terus dipupuk dan didukung" ujarnya.

    Dia mengakui bahwa memang ada beberapa siswanya yang tinggal di lereng gunung dan hanya jalan kaki setiap hari menuju ke sekolah.

    " Jadi mereka star dari rumahnya setelah shalat Subu dan jalan kaki di lereng gunung menuju sekolah dan setelah pulang baru dia sampai kembali dirumah mereka sekitar pukul 17.00 sore hari" ujarnya.

    Hal ini kami telah memberikan ruang buat mereka, sebisa mungkin jangan putus sekolah akibat Medan yang ditempuh setiap harinya yang penuh  resiko dan perjuangan.

    " Saya sudah pesan kepada guru bahwa siswa yang jauh tinggal dilereng gunung dengan menempuh perjalanan dari gunung agar jangan ditekan kedisiplinan seperti siswa yang lain karena kondisinya memang tidak memungkinkan" ujarnya.

    Menurutnya bahwa kita harus memberikan kebijakan mereka, terhadap para siswa yang tinggal di bukit Bulu Saraung tersebut,

    Siswa yang belajar di sekolah tersebut bukan hanya mereka yang tinggal di sekitar sekolah. Sebagian siswa berasal dari lereng gunung Bulu Saraung dan  setiap hari, mereka harus menempuh perjalanan dilereng gunung menuju sekolah.

    “Anak-anak dari bukit sebelah harus menuruni bukit dulu dan  biasanya berangkat sebelum matahari terbit sambil membawa obor sebagai alat bantu penerangan" ujar Hairuddin Ishak.

    Seperti sebagian siswanya pun harus menyusuri jalan setapak yang curam dan mendaki. Dari rumahnya yang berjarak jauh dari sekolah, ia membutuhkan waktu sekian jam perjalanan untuk sampai ke sekolah.

    Namun, berbagai keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat siswa-siswinya untuk mengenyam pendidikan. 

    Semangat belajar yang tinggi itu tentu perlu terus dipupuk dan didukung,  

    Salah satu bentuk dukungan kami Sebagai kepala sekolah agar jangan ditekan kedisiplinan waktu tiba di sekolah,   mengingat kondisinya, apalagi di musim hujan.

    Selain itu kami juga  menerapkan pendidikan yang berbasis kearifan lokal. Mereka memandang penyesuaian pembelajaran dengan karakter dan latar belakang siswa sebagai hal yang penting

    Salah satu contohnya pada jam masuk sekolah. Setiap pagi, ada saja siswa datang terlambat ke sekolah. Alih-alih menegur atau menghukum mereka, para guru memaklumi karena lokasi rumah para siswa tersebut memang jauh dari sekolah. ( Herman Djide)

    pangkep sulsel
    HermanDjide

    HermanDjide

    Artikel Sebelumnya

    Kalapas Purwokerto, Bayu Irsahara Beri Arahan...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait