Tumpukan Batu Mubazir dan Ancam Keselamatan di Afdeling 3 PTPN IV Kebun Balimbingan

    Tumpukan Batu Mubazir dan Ancam Keselamatan di Afdeling 3 PTPN IV Kebun Balimbingan
    Photo Tumpukan Batu Koral di Lokasi Afdeling 3 PTPN IV Unit Kebun Balimbingan, Nagori Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun

    SIMALUNGUN - Anggaran keuangan dialokasikan PTPN IV dalam rangka pengadaan barang dan jasa berupa batu koral demi peningkatan mutu dan kualitas infrastruktur jalan produksi terdapat di areal, terkesan disia-siakan dan mubazir. Bahkan, oleh manajemen setempat diabaikan begitu saja.

    Informasi dihimpun, pada awal tahun ini Manajemen PT Perkebunan Nusantara IV menggelontorkan sejumlah anggaran pembiayaan pengadaan material batu koral di seluruh kebun, tidak terkecuali di Unit Kebun Balimbingan.

    "Bertujuan mendorong peningkatan produktifitas dan memberikan rasa nyaman terhadap karyawannya dalam melakukan aktifitas. Batu coral merupakan pilihan yang baik agar armada angkutan hasil produksi lancar, " ujar seorang warga setempat, bermarga Sirait.

    Dipasttikan harganya mahal dan batu koral itu malah diabaikan teronggok di jalan produksi areal Afdeling 3 Unit Kebun Balimbingan, Nagori Tangga Batu, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Selasa (02/02/2022) sekira pukul 13.41 WIB.

    "Semboyan Akhlak dan diketahui saat ini PTPN IV Medan melaksanakan program penimbunan atau penambalan jalan gunakan material Batu Koral atau disebut batu sikat, " terang Sorait.

    Ia menuturkan, soal tumpukan batu di atas bahu ruas jalan dan dipastikan keberadaannya di Blok TU perkebunan tanaman kelapa sawit itu dapat berpotensi menyulitkan akses jalan, bahkan dapat membahayakan.

    "Selama ini tumpukan batu itu menjadi penghalang bagi karyawan. Pada saat melakukan pemupukan atau lainnya, " ujar Sirait lebih lanjut.

    Sementara, pihak Manajemen PTPN IV Unit Kebun Balimbingan Asisten Personalia Kebun Hendra melalui pesan percakapan selularnya, dikonfirmasi terkait tumpukan batu dianggap mubazir dan terkesan diabaikan.

    Diketahui, APK Hendra dianggap kalangan jurnalis tidak komunikatif dan sangat disesalkan, hingga rilis berita dipublikasi, karyawan pimpinan itu bungkam.

    simalungun sumut
    Amry Pasaribu

    Amry Pasaribu

    Artikel Sebelumnya

    Pemerintah Cabut izin Usaha Pertambangan...

    Artikel Berikutnya

    Kontak Tembak Satgas Gakkum TNI-Polri, Dua...

    Berita terkait